Jumat, 22 April 2011

Pengertian sistem dan analisis sistem

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1  Konsep Dasar Sistem
Kalau Anda membeli sebuah sepeda tetapi tidak dengan rodanya, maka sepeda itu tidak akan berfungsi, dengan kata lain sepeda tersebut tidak dapat dikatakan suatu sistem, karena masih ada komponennya yang kurang. Kalau Anda mempunyai sebuah jam tangan digital elektronik yang harganya sampai ratusan ribu rupiah dan mengalami kerusakan total sehingga tidak dapat diperbaiki, maka jam tersebut sudah tidak ada nilainya lagi, walaupun komponen-komponennya Anda jual sendiri-sendiri. Inilah mahalnya suatu sistem. Apakah sistem itu? Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Misalnya, system komputer terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak.    Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem perangkat keras (hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa, sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (integrated). Anda dapat membayangkan, bagaimana seandainya sistem komputer yang Anda miliki, masing-masing komponennya saling bekerja sendiri-sendiri tidak terintegrasi, maka tujuan dari system komputer tersebut tidak akan tercapai.




BAB II
DEFINISI DAN PENGERTIAN SISTEM
2.1  Konsep Dasar Sistem Informasi
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu.Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu :
1.      Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
2.      Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
3.      Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4.      Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadiankejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengabilan keputusan.
2.2  Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.
Contoh-contoh sistem :
·         Sistem Komputer terdiri dari Software, Hardware, dan Brainware
·         Sistem Akuntansi
·         Organ tubuh manusia yang membentuk beragam sistem. Sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem eksresi, sistem saraf, sistem kerangka, dll.
·         Komponen elektronik komputer yang membentuk sistem komunikasi, sistem perangkat lunak, sistem perangkat keras, sistem jaringan, dll.
·         Rakyat Indonesia yang membentuk beragam sistem di Negara kita. Sistem pemerintahan, sistem keamanan, sistem hukum, sistem kebudayaan, dll.

BAB III
KARAKTERISTIK DAN MODEL UMUM SISTEM
3.1  Karakaterisitk
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :
a.      Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen system atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifatsifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya system tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai.
b.      Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu system dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu system menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c.       Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.
d.      Penghubung (Interface) Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e.       Masukan (Input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal    (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
f.       Keluaran (Output) Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem. Misalnya untuk system komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
g.      Pengolah (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi sistem.
3.2  Model Umum Sistem
a.      Model sistem sederhana
Input         Proses        Output
·         Program perhitungan basic kita masukkan, setelah dijalankan kita dapatkan hasilnya.
·         Data mahasiswa (nama, nilai) diproses menjadi daftar nilai semester (berupa laporan).
b.      Sistem dengan banyak input dan output
Input 1                                    Output 1
Input 2                                    Output 2
Input 3                                    Output 3
………                                    ………..
Input n                                     Output n
Contoh : Matriks masukannya banyak, keluarannyapun banyak

BAB  IV
JENIS-JENIS / KLASIFIKASI SISTEM
4.1  Klasifikasi / Jenis Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut ini :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (Abstract System) dan sistem fisik (Physical System)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, system akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya. 
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan system buatan manusia (human made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan programprogram yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.



Klasifikasi sistem terbuka dan tertutup dapat digambarkan sebagai berikut:
Suatu sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber daya disebut sistem terbuka. Sebuah sistem pemanas atau pendingin ruangan, contohnya, mendapatkan input-nya dari perusahaan listrik, dan menyediakan panas/dinginnya bagi ruangan yang ditempatinya. Dengan menggunakan logika yang sama, suatu sistem yang tidak dihubungkan dengan lingkungannya adalah sistem tertutup. Sebagai contohnya, sistem tertutup hanya terdapat pada situasi laboratorium yang dikontrol ketat.

BAB V
CARA PEMBENTUKAN SUBSISTEM
5.1  Apa itu Subsistem?
Walaupun istilah supersistem jarang digunakan, sistem seperti ini ada. Jika suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar, sistem yang lebih besar itu  adalah supersistem. Contohnya, pemerintahan kota adalah suatu sistem, tetapi ia juga merupakan bagian dari sistem yang lebih besar – pemerintahan propinsi. Pemerintahan propinsi adalah supersistem dari pemerintahan kota dan juga merupakan subsistem dari pemerintahan nasional.
Dari definisi dan penjelasan diatas dapatlah diambil kesimpulan, suatu sistem terdiri dari elemen yang bisa berbentuk individu atau bagian-bagian yang terpisah, kemudian berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Mobil terdiri dari bagian-bagian sistem yang berinteraksi/kerjasama untuk tujuan mobil tersebut bergerak ke suatu arah. Keluarga, pertama kali terdiri dari 2 individu yang terpisah yang mana individu itu sendiri merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem, kemudian bersatu membentuk keluarga untuk mencapai suatu tujuan. Keluarga itu sendiri merupakan subsistem dari sistem Rukun Tetangga (RT), RT merupakan subsistem dari Rukun Warga (RW), RW subsistem dari suatu Kelurahan, Kelurahan subsistem dari suatu Kecamatan, dan demikian seterusnya.
5.2  PembentukanSubsistem
5.2.1        Factoring (Pengunsuran)
·   Dalam pembentukan subsistem, pertamakali harus mengetahui konsep sebuah sistem (yang terdiri dari banyak subsistem).
·        Hal tersebut menuntut perancanganya untuk mempertimbangkan sistem sebagai suatu keseluruhan.
·      Tapi keseluruhan sistem mungkin terlalu besar untuk dianalisis secara terperinci oleh karena itu sistem dibagi atau diuraikan atas subsistem
·  Batasan (boundary) dan interface disetiap subsistem ditelaah secara cermat untuk menjamin bahwa hubungan semua subsistem adalah keseluruhan.
·       Contoh factoring yaitu :
Sebuah pengolahan informasi. Sistem yang ditelaah adalah sistem informasi. Tapi ada terlalu banyak detil didalam sistem untuk dipelajari seluruhnya sekaligus secara cermat. Oleh karena itu digunakan pengunsuran (Factoring) menjadi subsistem seperti :
a)      Sistem informasi dibagi atas subsistem, yaitu:
Ø  Penjualan
Ø  Personalia dan Daftar Gaji
Ø  Persediaan barang
b)      Setiap subsistem dibagi atas subsubsistem lagi, yaitu:
Ø  Penyesuaian file daftar gaji personalia
Ø  Laporan-laporan personalia
Ø  Daftar gaji harian
Ø  Daftar gaji bulanan
Ø  Lap. Daftar gaji untuk manajemen
c)      Bila tugasnya (perancang) adalah: merancang dan memprogram sistem baru, maka subsistem daftar gaji harian dapat diunsurkan menjadi modul-modul pengolahan seperti :
Ø  Edit masukan
Ø  Perhitungan pembayaran kotor
Ø  Perhitungan pemotongan & pembayaran bersih
Ø  Pencatatan daftar gaji
Ø  Penyiapan pengendalian Audit
5.2.2        Simplifikasi (Penyederhanaan)
·         Setiap subsistem berintegrasi dengan yang lainnya dengan sebuah interface disebut jalinan antar personil yang berbeda pekerjaan dan bagian
·         Interface berpotensi untuk berkomunikasi antar subsistem dan setiap interface mengandung sebuah jalur komunikasi.
·         Oleh karena sistem terdiri dari sangat banyak subsistem, maka ada simplifikasi interface dan komunikasi antar sistem (subsistem-subsistem).
 Contoh:
Rumus banyaknya jalinan = 1/2n(n-1) dimanan = banyaknya subsistem dalam sebuah sistem. Misalkan saja 4 subsistem dalam sebuah sistem, maka banyaknya jalinan = ½*4*(4-1) = 6
5.2.2.1  Cluster (gugus)
·         Mentukan subsistem berintegrasi dengan yang lainnya. Kemudian dibuatkan jalur interface  dalam gugus database.
·         Jalur interface dari gugus database sebuah subsistem ke gugus database subsistemlainnya.
·         Sebuah database mengadakan interface dengan program komunikasi data ini melalui interface DBMS
Jadi penggugusan subsistem hanya untuk simplifikasi atau menyederhanakan pola interface (program-program mengakses atau menggunakan) database antar subsistem.
5.2.2.2  Decoupling (pemisahan)
·         Metode ini digunakan agar tidak menggunakan analisis interaksi yang tetap. Seperti: 2 subsistem yang berhubungan erat membutuhkan koordinasi yang sangat ketat.
Contoh: subsistem persediaan (bahanbaku) dan subsistem produksi.
·         Bahan baku tiba dipabrik langsung diproduksi. Penyerahan bahan baku harus diatur waktunya dengan tepat. Gunanyauntuk:
Ø  Menghindari penundaan dalam produksi
Ø  Terlalu cepatnya dating bahan baku
Ø  tempatpenyimpanandantenagapengolahan
Hal ini membuat operasi produksi (intiusaha) yang dijalankan tidak bebas atau nyaman.
·         Subsistem bahan baku dan subsistem produksi harus dipisahkan agar sistem dapat beroperasi lebih nyaman, karena:
Ø  Sistem (masing-masing subsistem) dapat mengkomunikasikan lewat jalur interface untuk menyeimbangkan perbedaan tingkat masukan dan keluaran.
Ø  Adanya subsistem bahan baku sebagai penyangga data (data buffer) bila terjadi proses produksi yang harus dikerjakan dadakan karena tingginya tingkat permintaan.
Ø  Proses bahan baku/kualitas bahan baku dapat dikoordinir dikendalikan dengan cost relative jauh lebih rendah dan kondisi/ciri-ciri sesuaiyang kita inginkan.

BAB VI
PENGENDALIAN DALAM SISTEM
6.1  Feedback Control System (Pengendalian Umpan Balik)


Merupakan proses mengukur keluaran dari sistem yang dibandingkan dengan suatu standar tertentu. Bilamana ada perbedaan-perbedaan atau penyimpangan-penyimpangan akan dikoreksi untuk memperbaiki masukan sistem selanjutnya.

6.2  FeedforwardControl System (Sistem Pengendalian Umpan Maju)
·         Disebut juga Positive Peedback (Umpan Balik Positip).
·         Mendorong proses dari sistem supaya menghasilkan hasil balik yang positip.
·         Pengendalian dilakukan setelah keluaran dihasilkan.
·         Supaya keluaran dapat dihasilkan umpan balik yang positip, maka pengendalian tidak boleh diukur dari keluarannya tetapi diukur dani kendalikan dari prosesnya.
·         Contoh pada sistem akuntansi adalah perencanaan kas.
6.3  Preventive Control System (Sistem pengendalian Pencegahan)
·         Mengendalikan sistem dimuka sebelum proses dimulai dengan mencegah hal-hal yang merugikan untuk masuk kedalam sistem.
·         Contoh: sistem pengendalian intern (Internal Control), dimana penerapan kebijaksanaan-kebijaksaan, metode-metode, dan prosedur-prosedur didalam sistem pengendalian intern dimaksudkan untuk mencegah hal-halyang tidak baik yang mengganggu masukan, proses dan hasil dari sistem supaya sistem dapat beroperasi seperti yang diharapkan.

BAB VII
PERANCANGAN SISTEM
7.1  Perancangan Sistem
7.1.1        Perancangan Sistem dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
1.    Perancangan sistem secara umum/perancangan konseptual, perancangan
logikal/perancangan secara makro.
2.     Perancangan sistem terinci / perancangan sistem secara phisik.
7.1.2        Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
1.      Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
2.      Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
3.      Persiapan untuk rancang bangun implementasi.
4.      Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
5.      Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi.
6.      Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.
7.1.3        Tahap perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu :
1.      Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2.      Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
7.1.4        Perancangan sistem secara umum
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain secara terinci. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistim informasi yang akan didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram computer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.
Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasi kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen sistem informasi yang didesain adalah model, output, input, database, teknologi dan kontrol.
7.2  Analisis Sistem
7.2.1        Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagianbagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.
7.2.2        Langkah-langkah di Analisis Sistem :
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkahlangkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci.
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb:
1.      Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah
·         Mengindentifikasikan penyebab masalah.
·         Mengidentifikasikan titik keputusan.
·         Mengidentifikasikan personil-personil kunci.
2.      Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
·         Menentukan jenis penelitian.
·         Merencanakan jadual penelitian.
·         Mengatur jadual wawancara.
·         Mengatur jadual observasi.
·         Mengatur jadual pengambilan sampel.
·         Membuat penugasan penelitian.
·         Membuat agenda wawancara.
·         Mengumpulkan hasil penelitian.
3.      Analyze, Yaitu Menganalis Sistem.
·         Menganalisis kelemahan Sistem.
·         Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen.
4.      Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis
Tujuan :
·         Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan
·         Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen.
·         Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen.
·         Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya.
7.3  Manajemen Proyek
Definisi Manajemen Proyek merupakan keahlian, ilmu pengetahuan dan keterampilan, baik secara teknis dengan menggunakn resource terbatas untuk menggapai sasaran yang diterapkan, supaya menghasilkan kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja yang optimal.
Dalam manajemen proyek, perlunya pengelolaan yang terarah dan baik, karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek dapat tercapai. Yang wajib dikolola dalam lingkup manajemen proyek yaitu mutu, biaya, waktu, keselamatan kerja dan kesehatan, lingkungan, sumberdaya, resiko dan sistem informasi.

KESIMPULAN
Dari hasil penggabungan pekerjaan kami, kami dapat merarik suatu kesimpulan yaitu :
1.      Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
2.      Kriteria dari sistem informasi antara lain fleksibel, efektif dan efisien.
3.      Tujuan dari suatu sistem informasi adalah menciptakan suatu wadah komunikasi yang efisien.

0 comments:

Posting Komentar